Berita update

Potensi Besar dari Budidaya Tokek: Peluang Emas yang Wajib Dicoba

Gambar
Potensi Besar dari Budidaya Tokek: Peluang Emas yang Wajib Dicoba Pengantar Halo, guys! Siapa nih di antara kalian yang lagi cari peluang bisnis yang unik dan menjanjikan? Nah, kali ini gue mau bahas tentang budidaya tokek. Yup, kalian nggak salah denger, tokek! Hewan ini ternyata punya potensi bisnis yang besar dan bisa jadi ladang cuan buat kalian. Penasaran? Yuk, simak artikel ini sampai habis buat tau gimana caranya dan apa aja keuntungannya. Kenalan Sama Tokek 1. Apa Itu Tokek? Karakteristik Tokek Tokek adalah reptil yang sering ditemuin di rumah-rumah. Mereka dikenal dengan suara khasnya yang "tokek... tokek...". Tokek punya tubuh yang bisa mencapai panjang 30-40 cm dan dikenal dengan kulit bercorak yang unik. Keunikan Tokek Selain suaranya yang khas, tokek juga punya kemampuan memanjat dan menempel di dinding. Mereka aktif di malam hari dan biasanya berburu serangga sebagai makanan. Alasan Budidaya Tokek Menjanjikan 2. Permintaan Pasar yang Tinggi Pasar Ekspor Tokek pu...

Sisi Mistis Situ Cibeureum Kota Bekasi Tambun







BEKASI - Sisi mistis Situ Cibeureum di Kota Bekasi masih kerap diperbincangkan, terutama oleh masyarakat sekitar. Situ Cibeureum dipercaya memiliki penjaga gaib agar kelestarian dan keasrian danau alam yang berusia tua ini tetap utuh.

Berdasarkan perbincangan penulis dengan kuncen atau juru kunci Situ Cibeureum lancip, terdapat dua penjaga di Situ Cibeureum yaitu berupa ikan. Keberadaan penjaga gaib ini dipercaya membuat danau yang terletak di tengah perkampungan warga Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, masih terawat alami serta tidak tersentuh kreasi pemerintah untuk dijadikan objek wisata sampai sekarang.

Dua sosok penjaga itu dikenal dengan nama Si Layung dan Si Kohkol, berupa ikan yang pada waktu tertentu kerap menampakkan diri. Si Layung berjenis Ikan Mas yang akan muncul kalau air meluap. Karena warnanya merah, permukaan air terlihat kemerahan sehingga warga menamai "Cibeureum"

 Si Layung pun dikabarkan bisa membesar dan mengecil. Dia muncul sekitar pukul 11.00 WIB yang sebelumnya ditandai dengan air beriak yang menurut warga sebatas mengontrol situasi agar situ tetap terjaga. Jika ada yang berbuat tak senonoh atau membuang sesuatu ke tengah danau, Si Layung akan menampakkan diri dengan air bergelombang sebagai ekspresi kemarahan.

"Jadi siapa saja yang membuang sampah sembarangan atau ada yang berbuat mesum di situ tersebut dipastikan terjadi yang tidak diinginkan," kata Lancip.

Kemudian, Si Kohkol berupa ikan "deleg" seperti ikan Nilam besar yang datang satu minggu sekali. Ikan ini dikisahkan penjaga semua situ yang ada di Bekasi sampai Ciamis. Di Situ Cibeureum terdapat nama Si Kohkol, begitupun di Situ Geude dan Situ Panjalu Ciamis. Pekerjaan Si Kohkol berkeliling dari situ yang satu ke situ yang lain.

Warnanya bermotif dengan ukuran sebesar pentungan masjid yang menampakkan diri ditandai dengan melimpahnya ikan-ikan kecil seolah berbahagia dikunjungi pimpinannya. "Pokoknya ikan-ikan kecil mendadak muncul seolah bergembira sehingga banyak warga yang mendadak mengail ikan. Jika waktu itu tiba, pertanda Si Kohkol datang," kata Lancip.

Si Kohkol juga lebih suka menampakkan diri di pinggir situ, berbeda dengan Si Layung di tengah Situ. Warga selalu berbondong-bondong melihat keberadaan Ikan ini meski jarang sekali dijumpai. "Tapi Si Kohkol dan Si Layung itu benar adanya kok. Silakan saja Bapak berbuat yang tidak-tidak. Dijamin akan ada riak air seperti ombak," ujar Lancip meyakinkan.

Lancip pun merasa tidak khawatir kealamian Situ Cibeureum karena siapa saja yang melanggar larangan selalu ketiban sial mulai dari kesurupan sampai meninggal dunia tenggelam di Situ Cibeureum.

"Intinya mari sama-sama kita rawat situ ini karena mereka juga sama seperti manusia memiliki kehidupan. Tidak merawat situ sama halnya membunuh kehidupan mereka karena situ bermanfaat bagi manusi juga," tuturnya.

Keberadaan Situ Cibeureum memang sangat bermanfaat. Selain menjadi sumber pengairan pesawahan di Kecamatan Tamansari, juga menjadi mata pencaharian warga karena ketika air melimpah mendapat ikan, ketika air kemarau menjadi tempat mengembala kambing.

 Bahkan seiring perkembangan jaman, nusa atau pulau kecil tengah situ menjadi Bumi Perkemahan meski diseberangnya terdapat enam makam keramat yakni makam Ki Bagus Djamri, Syeh Majagung, Dambawati, Sugrianingrat, Ratnaningru dan Ratnawulan.

Makam-makam tersebut merupakan Priyayi Padjadjaran dan Sumedang yang hidup di era Galuh Pakuan sampai Mataram. Jadi selain Si Layung dan Si Kohkol tadi, banyak juga warga yang sekadar berziarah ke makam yang terletak di pinggir Situ Cibeureum. "Tong cawokah. Eta wae pesenna teh (Jangan bicara sembarangan. Itu saja pesannya)," kata Atang, yang kini telah tiada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pentingnya edukasi sehat mental sejak dini

Vendor Jersey Printing costume Tambun selatan Bekasi

Belajar Aquaponik untuk Pemula: Cara Memulai Sistem