hanya secangkir capucino

Di pagi yang cerah, seorang gadis duduk di sebuah kafe dengan satu cangkir capucino di tangan kanannya. Ia mengamati orang-orang yang melewatinya, sambil menikmati aroma kopi yang harum dari cangkir di tangannya.

Gadis tersebut adalah seorang pekerja kantoran yang sibuk, yang sering kali melupakan kebahagiaannya sendiri. Namun di pagi itu, ia mencoba memberikan waktu sejenak untuk menikmati secangkir capucino sambil menikmati perasaannya sendiri.

Ia menyesap cangkirnya dengan perlahan, merasakan sensasi rasa kopi yang nikmat di lidahnya. Setiap tetes kopi yang masuk ke dalam mulutnya membawa kedamaian yang selama ini ia cari.

Gadis tersebut memandangi cangkirnya dan melihat bagaimana warna krem dari capucino menggabungkan diri dengan rona coklat dari kopi. Ia melihat apa yang mungkin tampak sebagai minuman yang sederhana, namun bagi dirinya, secangkir capucino itu membawanya kepada satu momen kebahagiaan sejati.

Mungkin ini hanya secangkir kopi, namun bagi dirinya, secangkir capucino lebih dari sekadar minuman. Ia adalah kilas balik akan momen kebahagiaan sejati, di mana ia belajar untuk merasa puas dengan dirinya sendiri dan menikmati sisa hidupnya dengan lebih positif.

Gadis tersebut tersenyum, tahu bahwa hidup terkadang tidak hanya tentang pekerjaan dan kegiatan sehari-hari. Terkadang, kita hanya perlu memberikan waktu untuk merenung, menikmati secangkir kopi, dan menemukan kebahagiaan di dalam diri sendiri seperti yang Ia dapatkan dari secangkir capucino di tangan kanannya.